Sejak kemunculannya dan ramai di tahun 2009, bisnis judi bola online mengalami pasang surut dalam hal persaingan. Yang pasti persaingan dari faktor kompetitor, karena setiap bandar judi bola selalu berlomba memberikan layanan terbaik kepada konsumen yang bermain dan mendaftar pada agen mereka.
Persaingannya antar bandar judi taruhan bola ada yang secara terang-terangan atau bersaing secara sehat dan banyak juga yang bersaing dengan cara hitam. Persaingan dengan cara hitam ini lebih ke arah menghancurkan, karena setiap pemain bisnis ini akan melakukan segala cara demi mendapatkan pangsa pasar pemain. Dari mulai menghack websitenya, mengambil databasenya itu semua adalah bagian dari persaingan yang banyak orang bilang hal ini legal di dunia bisnis hitam
Karena persaingan inilah banyak juga dari bandar-bandar tertangkap oleh pihak kepolisian yang akhirnya harus gulung tikar. Dan untuk pemilik situs judi bola yang masih berkeliaran bebas, akan terus memonitor situs-situsnya dari hal keamanan agar tidak mudah dijebol oleh hacker yang tidak bertanggung jawab.
Karena semakin menjamur, akhirnya pihak kepolisian mendirikan lembaga cybercrime dibawah naungan pihak kepolisian yang bertugas mencari dan membasmi kejahatan cyber salah satunya judi online. Pengaruh dari larangan pemerintah ini juga berimbas pada layanan search engine dari Google. Google akhirnya mengeluarkan TOS untuk situs judi bola tidak dapat dengan mudah atau dilarang menggunakan layanan produk google seperti adwords. Layanan filter internet sehat indonesia juga 2 tahun terakhir gencar menutup akses situs-situs pornografi dan perjudian, yang pada akhirnya para pemain bisnis ini terus kucing-kucingan dengan pihak berwajib dan bagaimana lepas dari belenggu filtering internet dari Nawala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar